ilustrasi halaman detail

ARTIKEL

Mengenal Aerosol dan Obat Kumur Klorheksidin Glukonat

🕐 Baca 4 menit📅 09 September 2022 01:50

Klinik gigi dan mulut adalah sebuah tempat untuk pasien dalam mendapatkan perawatan pada gigi dan mulutnya. Pada waktu klinik melakukan aktivitas, personel yang terlibat di dalamnya adalah dokter gigi sebagai operator, perawat, pasien dan mungkin beberapa pegawai lainnya.

Pada klinik gigi dan mulut ada sejumlah dental unit yang digunakan untuk keperluan perawatan gigi dan mulut pasien. Dental unit akan terdiri dari kursi operator, kursi pasien yang punya pegangan, lampu, tempat kumur, saliva ejector atau suction, meja instrumen, air-water syringe, high speed handpiece, low speed handpiece, dan ultrasonic scaler.

Pada setiap dental unit punya potensi sebagai perantara di dalam proses infeksi silang sehingga dokter gigi ataupun pasien punya risiko tinggi atas paparan infeksi silang. Infeksi silang menjadi transmisi agen infeksi antara pasien dengan staf dalam lingkungan klinis.

Infeksi tersebut bisa bertransmisi lewat kontaminasi instrumen dengan proses sterilisasi yang tidak tepat dan punya potensi di dalam pembentukkan aerosol. Sebagian besar prosedur perawatan gigi punya potensi untuk menciptakan kontaminasi aerosol.

Dokter gigi menggunakan instrumen yang memproduksi aerosol seperti high speed handpiece, polishing cups, air-water syringe, ultrasonic scaler yang digunakan dalam rongga mulut pasien dengan sejumlah mikroorganisme yang berasal dari saliva, darah dan plak gigi.

AEROSOL

Aerosol adalah partikel padat atau cair yang berada di udara dengan diameter yang kecil, kurang dari 50 µm. Aerosol punya bentuk saat alat dengan tenaga tinggi butuh tekanan udara dan semprotan air untuk bekerja secara efektif.

Semprotan air punya fungsi untuk pendingin supaya gigi tidak mengalami kerusakan. Semprotan air itu tidak berbahaya, tetapi kalau digabungkan dengan cairan dari dalam rongga mulut pasien, maka bisa mengakibatkan risiko kesehatan bagi pasien.

Cairan yang berada di dalam rongga mulut seperti saliva akan mengandung partikel kecil dan tidak terlihat dan terdiri dari sejumlah mikroorganisme. Instrumen bertenaga tinggi yang bisa memproduksi aerosol adalah high speed handpiece, ultra-sonic scaler, polishing cup dan air-water syringe.

Scaling adalah sebuah tindakan pembuangan semua deposit, kalkulus supragingiva, kalkulus subgingiva, plak dan stain dari permukaan gigi. Instrumen yang bisa dipakai ketika scaling adalah hand instrument, ultrasonic scaler, dan sonic scaler.

Ultrasonic scaler menjadi instrumen bertenaga tinggi dengan bentuk getaran frekuensi tinggi sehingga ujung dari scaler bisa bergetar antara 18 ribu hingga 50 ribu Hz. Ultrasonic scaler menjadi salah satu sumber kontaminasi aerosol yang sangat penting dan terbesar di dalam prosedur perawatan gigi.

Aerosol itu berasal dari darah, saliva, debris gigi, kalkulus, plak gigi dan material restoratif yang dihasilkan oleh ultrasonic scaler saat dipakai dengan menggunakan semprotan air.

Aerosol paling intensif terjadi pada waktu perawatan gigi menggunakan ujung (tip) di ultrasonic scaler. Bakteri yang bisa ditransmisikan lewat aerosol adalah staphylococcus aureus, meticillin-resistant Staphylococcus aureus, streptococcus pneumoniae, haemophilus influenzae, neisseria meningitidis, corynebacterium diphtheriae, bordetella pertusis, legionella pneumophila dan mycobacterium tuberculosis.

Sedangkan untuk prevalensi penyakit pernafasan di dokter gigi sangat tinggi. Hal ini juga diakibatkan dari bakteri aerosol tetap bisa berada di udara untuk jangka waktu yang lama dan terhirup masuk ke dalam paru-paru individu yang rentan dan aerosol bisa mengapung di udara untuk beberapa waktu sebelum dihirup oleh dokter gigi dan pasien.

Penggunaan dari obat kumur sebelum tindakan scaling ultrasonic menjadi salah satu cara untuk mengurangi kontaminasi aerosol. Klorheksidin Glukonat dengan 0,1%-0,2%, essential oil dan povidon iodin sebagai obat kumur antiseptik pre-prosedural bisa mengurangi mukroba di dalam rongga mulut yang berhubungan dengan pengurangan jumlah patogen air-borne.

Berkumur sebelum melakukan prosedur perawatan gigi dengan produk anti-mikrobial bisa mengurangi tingkat mikro-organisme oral di aerosol dan spatter yang dihasilkan selama prosedur dengan memakai rotary instrument seperti ultrasonic scaler atau hand-piece.

Klorheksidin menjadi anti-septik bisbiguanid yang tersedia di 3 bentuk, yaitu garam diglukonat, asetat, dan asam klorida. Zat ini juga menjadi anti-septik yang sangat efektif dipakai untuk bakteri bebas dan terdapat di saliva serta membran mukosa rongga mulut.

Mempunyai fungsi sebagai agen anti-mikrobial, klorheksidin efektif secara in vitro melawan bakteri gram positif dan negatif, bakteri fakultatif aerob dan anaerob, ragi dan fungsi.

Aksi dari anti-bakterial ini berhubungan dengan peningkatan dari permeabilitas membran sel yang kemudian diikuti dengan koagulasi dari makro-molekul sitoplasmik. Klorheksidin diglukonat menjadi obat anti-kimrobial sintetis yang banyak dipakai sebagai anti-septik spektrum luas pada kedokteran gigi dan hewan sejak tahun 1953.

Selanjutnya klorheksidin glukonat juga punya keefektifan dibandingkan dengan larutan lain di dalam mengurangi bakteri aerosol.

Kalau menelisik uraian tersebut di atas, scaling ultrasonic menjadi salah satu tindakan yang wajib untuk dilakukan oleh mahasiswa tingkat profesi sebagai salah satu persyaratan saat menyelesaikan studi tingkat profesi.

Tindakan scaling ultra-sonic membutuhkan instrumen dengan tenaga tinggi yang berpotensi untuk memproduksi aerosol seperti ultra-sonic scaler. Produksi bakteri aerosol yang terbentuk lewat tindakan scaling ultra-sonic bisa direduksi dengan penggunaan obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% sebelum tindakan dilakukan.

Terdapat perbedaan yang berhubungan dengan jumlah bakteri aerosol yang menggunakan dan tanpa menggunakan obat kumur klorherksidin glukonat 0,2% sebelum dilakukan scaling ultra-sonic di klinik gigi.

Berdasarkan penelitian pada 2 kelompok sampel, yaitu kelompok yang berkumur pakai obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% dan kelompok yang berkumur dengan menggunakan aquades.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah:

  1. Bagaimana dengan perbandingan jumlah bakteri aerosol yang memakai dan tidak memakai obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% sebelum scaling ultra-sonic di klinik gigi?
  2. Apakah ada perbedaan jumlah bakteri aerosol yang pakai dan tidak pakai obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% sebelum scaling ultra-sonic di klinik gigi?

Tujuan umum dari penelitian ini agar bisa mengetahui seberapa besar jumlah bakteri aerosol yang pakai dan tidak pakai obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% sebelum scaling ultra-sonic di klinik gigi.

Manfaat dari penelitian ini juga punya dua sisi, yaitu dari pihak peneliti yang bisa menambah pengetahuan dan pengalaman di dalam bidang penelitian kesehatan, terutama tentang jumlah bakteri dan manfaat klorheksidin glukonat 0,2%.

Kemudian untuk peneliti juga bisa menerapkan ilmu yang sudah dimiliki selama belajar di sejumlah tempat dan bisa mengetahui kontaminasi bakteri aerosol hingga selanjutnya dapat meningkatkan kewaspadaan dengan cara menjalankan prosedur kontrol infeksi dengan tepat.

Sedangkan untuk manfaat bagi dokter gigi, yaitu bisa mengaplikasikan obat kumur pre-prosedural sebelum tindakan scaling ultra-sonic untuk mengurangi kontaminasi aerosol selama scaling ultra-sonic.

Dokter gigi juga bisa melakukan prosedur profilaksis sebelum dilakukan prosedur perawatan gigi dan mulut pakai instrumen bertenaga tinggi dengan tujuan untuk memutuskan rantai infeksi silang antara pasien dengan dokter gigi.

Tak hanya itu saja, manfaat juga berdampakn langsung pada gigi dan mulut. Sebagai referensi saja bahwa untuk membuat sentral sterilisasi yang bekera dengan baik dan sesuai strander kontrol infeksi di klinik gigi. Selanjutnya juga akan dijadikan referensi untuk meningkatkan kontrol infeksi di lingkungan klinik gigi.

MANFAAT PENELITIAN BAGI PERGURUAN TINGGI

Sebagai data awal untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan jumlah bakteri aerosol dan prosedur perawatan gigi pakai instrumen bertenaga dan berkecepatan tinggi.

Bisa merealisasikan fungsi dari perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di bidang kesehatan.

Perlu diketahui juga bahwa penelitian ini menjadi penelitian eksperimental tentang perbedaan jumlah bakteri aerosol pakai dan tanpa pakai obat kumur klorheksidin glukonat 0,2% sebelum dilakukan scaling ultra-sonic di klinik gigi.

Penelitian ini juga dilakukan dalam ruang Objective Structured Clinical Examination (OSCE) klinik gigi dengan dua kelompok sampel. Perhitungan jumlah bakteri erosol secara mikro-biologis dilakukan pada laboratorium.

Bacaan Lainnya

Mengenal Studi Farmasi Klinik di Indonesia
Teori
Mengenal Studi Farmasi Klinik di Indonesia
Diterbitkan: 14 July 2023 02:07
Teknologi Terbaru dan Sistem Pengelolaan Apotek Klinik
Teori
Teknologi Terbaru dan Sistem Pengelolaan Apotek Klinik
Diterbitkan: 16 August 2023 04:46
Pelajari tentang Perawatan Pasien Berbasis Nilai
Tips
Teori
Pelajari tentang Perawatan Pasien Berbasis Nilai
Diterbitkan: 09 June 2023 11:57
Jadi tunggu apa lagi? Segera request akses Mejadokter.
  • Keamanan data sangat terjamin
  • Banyak fitur bermanfaat
  • Sangat mudah dioperasikan
mejadokter

Rekam medis elektronik untuk Fasyankes, terintegrasi satusehat, bridging BPJS PCARE dan antrean online mobile JKN, akreditasi paripurna dengan mejadokter